A. Pengertian Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan
dan pengukuran.
Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut
sebagai angka atau
lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun
lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan
rasional, bilangan irasional, dan bilangan
kompleks. Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang akan
memberikan keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Lambang bilangan
biasa dinotasikan dalam bentuk tulisan sebagai angka. Prosedur-prosedur
tertentu yang mengambil bilangan sebagai masukan dan menghasil bilangan lainnya
sebagai keluran, disebut sebagai operasi numeris. Operasi uner mengambil satu
masukan bilangan dan menghasilkan satu keluaran bilangan. Operasi yang lebih
umumnya ditemukan adalah operasi biner, yang
mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu bilangan sebagai
keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumlahan,
pengurangan,
perkalian,
pembagian,
perpangkatan, dan perakaran. Bidang matematika
yang mengkaji operasi numeris disebut sebagai aritmetika.B. Macam-Macam Bilangan
1. Bilangan Asli
Dalam
matematika,
terdapat dua kesepakatan mengenai himpunan bilangan asli. Yang pertama
definisi menurut matematikawan tradisional, yaitu himpunan bilangan
bulat positif yang bukan nol {1, 2, 3, 4, ...}. Sedangkan
yang kedua definisi oleh logikawan dan ilmuwan komputer, adalah himpunan nol
dan bilangan bulat positif {0, 1, 2, 3, ...}. Bilangan asli merupakan salah
satu konsep matematika yg paling sederhana dan termasuk konsep pertama yang
bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia, bahkan beberapa penelitian
menunjukkan beberapa jenis kera juga bisa menangkapnya.
Wajar apabila bilangan asli adalah jenis pertama dari bilangan
yang digunakan untuk membilang, menghitung, dsb. Sifat yang lebih dalam tentang
bilangan asli, termasuk kaitannya dengan bilangan
prima, dipelajari dalam teori
bilangan. Untuk matematika lanjut, bilangan asli dapat dipakai untuk
mengurutkan dan mendefinisikan sifat hitungan suatu himpunan.Setiap bilangan, misalnya bilangan 1, adalah konsep abstrak yg tak bisa tertangkap oleh indera manusia, tetapi bersifat universal. Salah satu cara memperkenalkan konsep himpunan semua bilangan asli sebagai sebuah struktur abstrak adalah melalui aksioma Peano (sebagai ilustrasi, lihat aritmetika Peano).
Konsep bilangan-bilangan yg lebih umum dan lebih luas memerlukan pembahasan lebih jauh, bahkan kadang-kadang memerlukan kedalaman logika untuk bisa memahami dan mendefinisikannya. Misalnya dalam teori matematika, himpunan semua bilangan rasional bisa dibangun secara bertahap, diawali dari himpunan bilangan-bilangan asli.
Asli/Sail
adalah himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol. Nama lain dari bilangan ini adalah bilangan hitung atau
bilangan yang bernilai positif (integer positif).
Contoh:
1,2,3,4,5,6,7,8,….
2.Bilangan Prima
Dalam matematika, bilangan
prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1, yang faktor
pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri. 2 dan 3 adalah bilangan prima. 4
bukan bilangan prima karena 4 bisa dibagi 2. Sepuluh bilangan prima yang
pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 dan 29.2.Bilangan Prima
Jika suatu bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan prima, maka bilangan itu disebut bilangan komposit. Cara paling sederhana untuk menentukan bilangan prima yang lebih kecil dari bilangan tertentu adalah dengan menggunakan saringan Eratosthenes
Secara matematis, tidak ada "bilangan prima yang terbesar", karena jumlah bilangan prima adalah tak terhingga.[1] Bilangan prima terbesar yang diketahui per 2013 adalah 257,885,161 − 1.[2] Bilangan ini mempunyai 17,425,170 digit dan merupakan bilangan prima Mersenne yang ke-48. M57885161 (demikian notasi penulisan bilangan prima Mersenne ke-48) ditemukan oleh Curtis Cooper pada 25 Januari 2013 yang merupakan profesor-profesor dari University of Central Missouri bekerja sama dengan puluhan ribu anggota lainnya dari proyek GIMPS.
Jadi bilangan
prima adalah bilangan-bilangan sail/asli yang hanya bisa dibagi dirinya
sendiri dan satu, atau bilangan yang memiliki 2 faktor, dan angka satu bukan
bilangan prima.
Contoh: 2,3,5,7,11,13,17,….
3.Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. Dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif. Bilangan cacah juga merupakan bilangan bulat positif digabung dengan nol.
Contoh: 0,1,2,3,4,5,6,7,….
4.Bilangan Bulat
1. Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan bulat positif.
Contoh: 2,3,5,7,11,13,17,….
3.Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. Dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif. Bilangan cacah juga merupakan bilangan bulat positif digabung dengan nol.
Contoh: 0,1,2,3,4,5,6,7,….
4.Bilangan Bulat
1. Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan bulat positif.
2. Sifat-sifat
penjumlahan pada bilangan bulat:
a. Sifat
tertutup
Untuk setiap
bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan
c juga bilangan bulat.
b. Sifat
komutatif
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b
= b + a.
c. Sifat
asosiatif
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a
+ b) + c = a + (b + c).
d. Mempunyai
unsur identitas
Untuk sebarang
bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a. Bilangan
nol (0) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
e. Mempunyai
invers
Untuk setiap
bilangan bulat a, selalu berlaku a + (–a) = (–a) + a
= 0. Invers dari a adalah –a, sedangkan invers dari –a adalah
a.
3. Jika a dan
b bilangan bulat maka berlaku a – b = a + (–b).
4. Operasi
pengurangan pada bilangan bulat berlaku sifat tertutup.
5. Jika p dan
q bilangan bulat maka
a. p x q = pq;
b. (–p)
x q = –(p x q) = –pq;
c. p x (–q)
= –(p x q) = –pq;
d. (–p)
x (–q) = p x q = pq.
6. Untuk setiap
p, q, dan r bilangan bulat berlaku sifat
a. tertutup
terhadap operasi perkalian;
b. komutatif: p
x q = q x p;
c. asosiatif: (p
x q) x r = p x (q x r);
d. distributif
perkalian terhadap penjumlahan: p x (q + r) = (p x q) + (p
x r);
e. distributif
perkalian terhadap pengurangan: p x (q – r) = (p x q) – (p x r).
7. Unsur
identitas pada perkalian adalah 1, sehingga untuk setiap bilangan bulat p berlaku
p x 1 = 1 x p = p.
8. Pembagian
merupakan operasi kebalikan dari perkalian.
9. Pada operasi
pembagian bilangan bulat tidak bersifat tertutup.
10. Apabila
dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung,
pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut.
a. Operasi
penjumlahan (+) dan pengurangan (–) sama kuat, artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
b. Operasi
perkalian ( x ) dan pembagian (:) sama kuat,
artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
c. Operasi
perkalian ( x ) dan pembagian (:) lebih kuat
daripada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–), artinya operasi
perkalian ( x ) dan pembagian
(:) dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan
(–).
Jadi bilangan bulat
adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan baik negatif, nol dan
positif.
Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,….
5. Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q dimana p,q ϵ bulat dan q ≠ 0 atau dapat dinyatakan sebagai suatu bilangan desimal secara berulang ulang. Bilangan rasional juga merupakan bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a/b dimana a, b bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0. dimana batasan dari bilangan rasional adalah mulai dari selanga (-∞, ∞).
Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,….
5. Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q dimana p,q ϵ bulat dan q ≠ 0 atau dapat dinyatakan sebagai suatu bilangan desimal secara berulang ulang. Bilangan rasional juga merupakan bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a/b dimana a, b bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0. dimana batasan dari bilangan rasional adalah mulai dari selanga (-∞, ∞).
Contoh dari bilangan rasional:
Jika a/b
= c/d maka, ad = bc.
Bilangan rasional juga merupakan
bilangan-bilangan yang merupakan rasio (pembagian) dari dua angka (integer)
atau dapat dinyatakan dengan a/b, dimana a merupakan
himpunan bilangan bulat dan b merupakan himpunan bilangan bulat tetapi
tidak sama dengan nol.
Contoh :
{½, ⅓, ⅔, ⅛, ⅜,
⅝, ⅞, ...}
Bilangan
pecahan/ pecahan-pecahan termasuk sekumpulan bilangan rasional.
Pecahan desimal
adalah pecahan-pecahan dengan bilangan
penyebut 10, 100, dst. { 1/10, 1/100, 1/1000 }, semua bilangan ini dapat
ditemukan dalam garis-garis bilangan.
Sebuah bilangan
asli dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan rasional. Sebagai contoh bilangan
asli 2 dapat dinyatakan sebagai 12/6 atau 30/15 dan sebagainya.
Bilangan
Rasional diberi lambang Q (berasal
dari bahasa Inggris “quotient”).
Contoh: -2,2/7,5,2/11,….
Contoh: -2,2/7,5,2/11,….
6. Bilangan Irrasional
Dalam matematika, bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi (hasil baginya tidak pernah berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional tidak bisa dinyatakan sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Jadi bilangan irasional bukan merupakan bilangan rasional. Contoh yang paling populer dari bilangan irasional ini adalah bilangan π, , dan bilangan e.
= 3,1415926535.... atau
= 3,14159 26535 89793
23846 26433 83279 50288 41971 69399 37510...
Untuk bilangan :
=
1,4142135623730950488016887242096.... atau
= 1,41421 35623 73095
04880 16887 24209 69807 85696 71875 37694 80731 76679 73798..
dan untuk bilangan e:
= 2,7182818....
Sejarah
Bilangan adalah
bilangan irasional.
Menurut sejarah, penemu bilangan irasional adalah Hippasus dari
Metapontum (ca. 500 SM). Sayangnya, penemuannya
tersebut justru menyebabkan ia dihukum mati oleh Pythagoras
karena dianggap penganut ajaran sesat.Dalam doctorate in Absentia-nya di tahun 1799, A new proof of the theorem that every integral rational algebraic function of one variable can be resolved into real factors of the first or second degree, Gauss memberikan bukti teorema fundamental aljabar yang menyatakan bahwa setiap-tiap dari polinomial variabel tunggal bukan-konstanta dengan koefisien kompleks memiliki paling sedikit atau setidaknya satu akar kompleks. Namun banyak matematikawan termasuk Jean le Rond d'Alembert yang memberikan bukti yang salah pada awalnya,dan disertasi Gauss juga banyak mengkritik kerja d'Alembert.
Namun sekali lagi, ironisnya, dengan menggunakan standar sekarang percobaan milik Gauss tidak dapat diterima, yang menyebabkan penggunaan secara implisit teorema Kurva Jordan di dalam kurva fraktal. Bagaimanapun, dia secara berkelanjutan memberikan tiga bukti yang lain,yang terakhir pada 1849 yang dikenal sukar. Upayanya dalam mengklarifikasi konsep mengenai bilangan kompleks memang banyak dibicarakan (dari contoh bilangan irasional paling terkenal :,memecahnya dengan menempatkan minus pada satu tingkat dibawah sumbu imajiner dan x pada sumbu positif real,Gauss mengubah bilangan irasional yang sebelumnya dianggap bilangan antara ada dan tiada menjadi dapat diperhitungkan, lihat secara khusus polar kompleks).
Gauss juga memberikan kontribusi sangat penting bagi teori bilangan. Di dalam bukunya di tahun 1801, Disquisitiones Arithmeticae (bahasa Latin:, Investigasi Aritmetika), yang mana, dalam banyak hal, Gauss memperkenalkan penggunaan notasi ≡ untuk kekongruenan dan menggunakannya dalam presentasi yang baik di dalam aritmetika modular.
Abad ke-19 menyaksikan perkembangan cepat konsep bilangan imajiner di tangan Abraham de Moivre,dan secara khusus Leonhard Euler, yang menjadikannya lebih berdaya guna. Penyelesaian teori mengenai bilangan kompleks di abad ke-19 membedakan bilangan irasional menjadi bilangan aljabar dan transenden. Bukti keberadaan bilangan transenden, dan menjamurnya studi-studi saintifik mengenai teori bilangan irasional telah lama dipikirkan sejak Euclid. Tahun 1872 menyaksikan publikasi dari teori-teori dari Karl Weierstrass (oleh muridnya, Ernst Kossak), Eduard Heine (Crelle's Journal, 74), Georg Cantor (Annalen, 5), dan Richard Dedekind. Meray memulai pada 1869,sama dengan Heine, tetapi teorinya dikutip secara umum pada 1872.
Pecahan kontinyu, yang berhubungan dekat dengan bilangan irasional, mendapat perhatian di tangan Euler, dan akhirnya,fajar abad ke-19 benar-benar dibawa menuju keagungan lewat tulisan-tulisan Joseph Louis Lagrange. Dirichlet juga menambahkan dalam teori umumnya, seperti juga banyak sekali kontributor untuk penerapan mengenai subyek ini.
Bilangan irrasional juga merupakan
bilangan real yang tidak bisa dibagi atau lebih tepatnya hasil baginya tidak
pernah berhenti. Sehingga tidak bisa dinyatakan a/b.
Contoh :
π
=
3,141592653358……..
√2 =
1,4142135623……..
e
= 2,71828281284590…….
Contoh: log 2, e, √7, i
7. Bilangan Real
Bilangan real
atau bilangan riil menyatakan
bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk decimal, seperti 2,86547… atau
3.328184. Dalam notasi penulisan bahasa Indonesia, bilangan desimal
adalah bilangan yang memiliki angka di belakang koma “,” sedangkan menurut
notasi ilmiah, bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki angka di belakang
tanda titik “.”. Bilangan real meliputi bilangan
rasional, seperti 42 dan
−23/129, dan bilangan irrasional, seperti π dan √2, dan
dapat direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan.
Himpunan semua bilangan real dalam
matematika dilambangkan dengan R (berasal
dari kata “real”).
Contoh: log 10, 5/8, -3, 0, 3
8.Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner adalah bilangan i (satuan imajiner) dimana i adalah lambing bilangan baru yang bersifat i2 = -1. Bilangan imajiner merupakan bilangan yang mempunyai sifat i2 = −1. Bilangan ini merupakan bagian dari bilangan kompleks. Secara definisi, bilangan imajiner i ini diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik :
x2 + 1 = 0
atau secara ekuivalen
x2 = -1
atau juga sering dituliskan sebagai
x = √-1
Contoh: i, 4i, 5i
9.Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks adalah suatu bilangan yang merupakan penjumlahan antara bilangan real dan bilangan imajiner atau bilangan yang berbentuk a + bi.
8.Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner adalah bilangan i (satuan imajiner) dimana i adalah lambing bilangan baru yang bersifat i2 = -1. Bilangan imajiner merupakan bilangan yang mempunyai sifat i2 = −1. Bilangan ini merupakan bagian dari bilangan kompleks. Secara definisi, bilangan imajiner i ini diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik :
x2 + 1 = 0
atau secara ekuivalen
x2 = -1
atau juga sering dituliskan sebagai
x = √-1
Contoh: i, 4i, 5i
9.Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks adalah suatu bilangan yang merupakan penjumlahan antara bilangan real dan bilangan imajiner atau bilangan yang berbentuk a + bi.
Dimana a dan b
adalah bilangan real, dan i adalah bilangan imajiner tertentu. Bilangan
real a disebut juga bagian real dari bilangan kompleks, dan
bilangan real b disebut bagian imajiner. Jika pada suatu bilangan
kompleks, nilai b adalah 0, maka bilangan kompleks tersebut menjadi sama
dengan bilangan real a.
Contoh :
{3 + 2i}
Jadi
bilangan kompleks adalah bilangan yang anggota-anggotanya (a+bi) dimana a, b ϵ
R, i2 = -1, dengan a bagian riil dan b bagian imajiner.
Contoh: 2-3i, 8+2
Contoh: 2-3i, 8+2
10.
Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan
yang disajikan/ ditampilkan dalam bentuk a/b; dimana a, b
bilangan bulat dan b ≠ 0.
a disebut
pembilang dan b disebut penyebut.
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q, dengan p dan q adalah bilangan bulat dan q ≠0. Bilangan p disebut pembilang dan bilangan q disebut penyebut. Pecahan dapat dikatakan senilai apabila pecahan tersebut mempuyai nilai atau bentuk paling sederhana sama
Contoh:
5/7; 5 dikatakan sebagai pembilang dan 7 dikatakan sebagai penyebut
10/45; 10 dikatakan sebagai pembilang dan 45 dikatakan sebagai penyebut
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q, dengan p dan q adalah bilangan bulat dan q ≠0. Bilangan p disebut pembilang dan bilangan q disebut penyebut. Pecahan dapat dikatakan senilai apabila pecahan tersebut mempuyai nilai atau bentuk paling sederhana sama
Contoh:
5/7; 5 dikatakan sebagai pembilang dan 7 dikatakan sebagai penyebut
10/45; 10 dikatakan sebagai pembilang dan 45 dikatakan sebagai penyebut
Berikut
ini merupakan jenis-jenis pecahan:
1) Pecahan Biasa
Yaitu pecahan dengan pembilang dan penyebutnya
merupakan bilangan bulat
Contoh:
1/4 , 2/5 , 9/10
2) Pecahan Murni
Yaitu pecahan
yang pembilang dan penyebutnya merupakan bilangan bulat dan berlaku pembilang
kurang atau lebih kecil dari penyebut. Pecahan murnai dapat dikatakan sebagai
pecahan biasa tetapi pecahan biasa belum tentu dapat dikatakan sebagai pecahan
murni
Contoh:
1/6 , 3/5, 7/15
3) Pecahan campuran
Pecahan yang terdiri atas bagian bilangan bulat dan
bagian pecahan murni
Contoh:
3 ½, 4 ½, 5 ¾,
4) Pecahan desimal
Yaitu pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000, dan
seterusnya, dan ditulis dengan tanda koma,
Contoh:
0,4; 4,6; 9,2
5) Persen atau perseratus
pecahan
dengan penyebut 100 dan dilambangkan dengan %
Contoh:
4% artinya 4/100
35% artinya 35/100
6) Permil atau perseribu
Yaitu pecahan dengan penyebut 1.000 dan
dilambangkan dengan%0
Contoh:
8%0 artinya 8/1000
125%0 artinya 125/1000
11. Bilangan Komposit
Bilangan komposit adalah bilangan
asli lebih besar dari 1 yang bukan merupakan bilangan prima. Bilangan komposit
dapat dinyatakan sebagai faktorisasi bilangan bulat, atau hasil perkalian dua
bilangan prima atau lebih. Atau bisa juga disebut bilangan yang mempunyai
faktor lebih dari dua.Contoh :
{4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, …}
Komentar
Posting Komentar